Minggu, 01 Februari 2009

Untuk doa untuk ku

Saat terakhir berjabat tangan
Genggaman itu didekatkan di dada kanan
Tak ada kata yang terucap
Tapi aku mendengar

Tak ada yang dia lakukan
Tapi aku rasakan
Ada getaran menyakitkan
Yang mengalirkan doa disetiap degupannya
Yang menyerukan namaku dihelaan nafasnya

Begitu hebat dia mencintaiku
Begitu kuat ia menjagaku
Begitu lekat ia dalam ingatanku
Begitu dekat ia dalam setiap hariku
Begitu nyata doanya untukku

Aku tak berperasaan
Aku tumpah bersama jeritan tangis yang tak kuasa ku tahan
Dia raih kembali tanganku
Dan katakan….
Demi kebahagiaan mu, aku ikhlas
Jangan khawatir akan ada doa untukmu disetiap selesai sholatku

Dia sholeh
Aku salah

Saat ini ada doa untukmu
Terima kasih untuk doa untuk ku, akupun berdo untukmu
Untuk kemulyaanmu, dan kesempurnaanmu mencintaiku
Semoga semakin banyak orang mencintaimu
Amin…

DILUAR BATAS

Agenda ini adalah saksi
Ratap tangis duka bahagia
Selama kulayari sebuah misteri
Ada banyak cerita
Biarlah jadi dokumentasi saja
Tentang mimpi
Mimpi yang sempat melayangkanku ke dunia mayapada
Entah dimana
Aku dan siapapun tak pernah tahu
Dunia itu tak pernah ada
Tak pernah tercipta
Atau juga tak pernah terlintas di mimpi siapapun
Dunia itu diluar batas harapan
Diluar batas kewajaran
Diluar batas….

1 jam saja

Jika pernah aku mengisi 1 jam waktumu
Dari seharian dalam bayangnya
Maaf…
Aku menyitanya
Jika 1 detik saja kau pernah katakan sayang
Aku tahu itu adalah kekhilafan

Jangan hiraukan
Aku legowo mewajarkan
Dalam ketidaktahuan
Aku tetap berada dalam keseimbangan

4 u

Kisah lalu


Maju
Malu
Ragu
Mau
Melaju
Berlalu
Rindu

Tahu
Gagu
Bisu
Pilu

Tahu
Mau
Lalu
Maju
Tahu-tahu
Begitu
Layu
Bisu
Bisu
Bisu

pernah

Aku coba

Saat susuri rerumputan

Selangkah kedepan, kaki kanan

Dikiri ku berseru

Tapi nyaris tak dihiraukan

Atau terlalu egois tuk berhenti sejenak

Dengarkan…

Ku baca gerak bibirnya

Ku terka rontaan tangannya

Kupandangi penuh hati-hati

Semakin ku perhatikan

Gerak itu diam, rontaan itu kaku

Kami saling pandang

Bicara lewat tatapan mata

Ada banyak linangan di kelopaknya

Rintihan, runtuhan, rubuhkan sukmaku yang hampir hilang.

Tak berperasaan

Aku mengerti

Aku balik badan

Mencari serpihan yang sempat ku lewatkan.

Jiwaku yang lebih paham tentang kewajaran dan kewajiban.

Selasa, 13 Januari 2009

Ada dua kekuatan besar yang menggerakan emosi,kesadaran, dan prilaku manusia.Yakni rasa cinta dan kesadaran akan kematian. Rasa cinta telah membuat hidup seseorang menjadi dinamis, antusia, dan penuh ambisi serta khayalan. Oleh karena cinta ilmu, seseorang selalu terdorong untuk belajar sesuai dengan bidang yang dicintainya. Oleh karena dorongan cinta, drama kehidupan berlangsung sangat dinamis dan penuh kejutan, sedangkan proses regenerasi tetap berlangsung sampai sekarang.
Pendeknya, dorongan cinta telah membuat manusia yang secara fisik amat kecil dibanding semesta ini, memiliki nafsu dan imajinasi untuk memiliki dan menguasai dunia seisinya. Dalam waktu yang sama, disaat manusia terpacu mengejar dunia karena dorongan cinta, manusia sangat sadar bahwa prestasi dunia yang diraihnya akan sirna dan lenyap ketika mati merenggutnya.
Jadi, duet cinta dan kematian sungguh merupakan pasangan yang paradoks. Yang satu mencipta dan yang lain menghancurkan. Cinta menimbulkan imajinasi untuk hidup seribu tahun, sedangkan kematian akan menyergap dan mengakhiri lakon hidup seseorang di sejarahnya. Ketika maut datang, tak ada yang bisa menolaknya. Seseorang itu bagaikan batu kerikil ditelan lautan tak bertepi, hilang entah kemana. Lalu, dimana dan untuk apa kekayaan yang selalu kita kejar-kejar?. Ketika sel syaraf otak tak lagi berfungsi, kemana larinya deposito informasi pengetahuan yang kita himpun sejak kecil dengan jerih payah menapaki jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi ?. Padahal kita menelusuri dan memungut ilmu melalui baris demi baris lembaran buku.
Jangan sombong sobat....
Jangan bangga dengan atribut yang kau kenakan sekarang
Esok
,lusa, atau setelah ini mungkinkah kau miliki lagi ?
Garis itu telah tegas. ada!
Apa yang kau punya ketika harus kembali?
Apa yang kau bawa ?
Kenaifanmu kah yang kau pamerkan itu...
Akan ada....
Suatu hari nanti, balasan yang adil bagi kita.
Menanam...menuai....sesuai


setiap kita adalah individu yang unik